seketika diam.

Beginilah rasanya.
Tinggal jauh dari rumah semacam dalam perantauan.
Rasanya hampa.
Seperti kehilangan gaya gravitasi yang mampu membuat kita berpijak dengan tegap.
Sekarang, terasa gontai.

sedih?
Yah, tak usah dibahas lah kiranya.
Akan butuh berjuta kata untuk melukiskan kesedihan ini.

Aaahh.. badan yang sangat terlalu lama diatur pergerakannya, sekarang dengan semena-mena dipaksa untuk bekerja keras.
Dia protes?
Tentu saja.
Bukan barang sekali atau dua kali dia menunjukan protes itu.
Tapi apa daya, diri ini selalu mengalah untuk berpura-pura kuat.
Seolah memaksa diri untuk melepas kefemininan yang ada dan dengan terpaksa memasang topeng kemaskulinitasan sebagai gantinya.
Kuat?
Ah, semestinya diri ini bisa mengakui akan kelemahan yang dipunyai.
Kenapa harus berpura-pura?
Kenapa harus merasa kuat?

Seketika. Semua itu hancur.
Kepura-puraan itu. Kekuatan itu.
rapuh, ambruk.
Badan yang terlampau letih karena digeruss terus-menerus.
Dipaksa untuk berbohong.
Dipaksa untuk merasa kuat.

Sekarang, dia pun jujur.

Saya merasa letih.
Saya butuh ketenangan.
Saya bosan dengan kepura-puraan.
Biarkan saya untuk sejenak diam.
Tanpa ada paksaan. Tanpa ada tekanan.

Terimakasih.
Dan, saya (menjadi) EGOIS.
Bahkan terlalu egois, mungkin.
Yah, sangat egois untuk tetap menjalani semua yang saya pilih.
Apa ini yang disebut egois?
Ya. Tidak. Bisa keduanya.
Entahlah siapa yang bisa menilai, orang lain barangkali.

Ah, ya saya akui sajalah sendiri (tak kuasa mengelak)..
Saya telah menjadi sangat EGOIS, saat ini.
Demikian, persoalan perasaan.

It leads you to nowhere.

Eh, keingetan soal ini nih.
Jadi begini loh ceritanyaaaaaaa...
Sewaktu melintasi daerah sekitaran BIP, saya melihat sebuah spanduk bertuliskan "Obral buku, mulai harga Rp 5.000" di sebuah toko buku terkemuka di Bandung Raya, sebut saja Gramedia (emang namanya itu). Tadinya saya berniat melipir kesana sebentar, tapi berhubung waktu yang saya miliki terbatas (yah semacem orang sibuk) maka saya pun langsung meluncur menuju rumah. Ah, sejak itu saya jadi ngidam pergi ke toko buku itu. Akhirnya, saya pun memutuskan untuk berkunjung keesokan harinya, yaitu ya tadi.
Pertama masuk ke ruangan obral buku itu, saya disuguhi oleh pemandangan dari deretan dan tumpukan buku bernafaskan keagamaan. Wiw, merinding disko jadinya. Karena tak enak hati melihatnya, saya pun segera pindah ke barisan lain yang memajangkan buku-buku impor. Eh ya, bukan maksud hati tak menghargai karya anak bangsa sendiri, tapi kan jarang-jarang dapet buku impor dengan harga murah. Alhasil, saya habiskan waktu untuk mencari-cari buku yang menarik hati. Tapi yah tapi, sayang seribu sayang.. Nihil, saya ga dapet buku apapun yang saya inginkan (intinya sih karena dana yang kurang mencukupi hehe).
Eeeetapi, tunggu dulu.
Disini nih ceritanya mau mulai.
Mata saya agak memicing saat membaca sebuah buku yang berjudul "What do you want to know about God." (Bukan maksud hati bergaya ala si Gerhana dalam menghadapi musuh), tapi saya sedikit tertarik dan tak sabar untuk membolak-balik buku tersebut. *fyi, buku tersebut adalah sebuah buku impor edisi anak-anak*
Di dalamnya tertulis "The more we know things about God, the more we know how much God loves us" dan menurut (si penulis buku) penting bagi kita para umat yang diciptakan oleh-Nya mempertanyakan dan mencari tahu segala tentang-Nya. Alasannya yah itu tadi, baris kalimat yang saya cetak miring sebelumnya. Hmmm... cukup menarik. Iyaaaa sih ya. Tapi mbo' ya itu kan buku dibuat untuk anak-anak yang kiranya masih awam dan rapuh terkait permasalahan seputar kepercayaan dan Tuhan. Cukup menjadi masalah (dalam pikiran saya) adalah semakin si anak mempertanyakan Tuhan-nya--mencari tahu segala tentang-Nya dari beragam sumber--(menurut saya) justru akan membuatnya bingung, dan bukankah akan berujung pada keraguan serta ketidak-percayaan si anak terhadap Tuhan-nya?-- mengingat anak-anak (kadang saya pun masih) kurang paham dengan permasalahan "benar" dan "salah". Yah, kalo ini sih ada hubungannya dengan asupan yang saya terima di sekolah bahwa tidak ada yang namanya "benar" dan "salah", yang ada hanya "berterima" dan "tak berterima" saja. Hal ini tentu saja berkaitan dengan logika--hal terpenting dalam menentukan keberterimaan".
Lagi, logika lah yang memunculkan semua kemungkinan dari berbagai sudut, dan sisi. Jadi, ketika kita mempertanyakan sesuatu maka kita akan mendapatkan jawaban atau kemungkinan jawaban dari berbagai sisi. Dengan begitu, semakin kita mempertanyakan sesuatu, maka kita akan semakin dibuat bingung dengan segala kemungkinan yang kita temukan. Semakin ragu kan? Engga? atau Iya? Kadang saya sih merasakan hal itu. Yah, ragu itu.
Begitu bukan? Ko saya mikirnya gitu ya. Ah, sebatas racauan yang melintas di alam pikiran saya saja ya. hahaha. sudahlah! *abaikan*

Etapi tapi, dengan saya menulis hal tersebut diatas, bukan berarti saya ragu dan tidak percaya akan adanya Tuhan loh. Itu hanyalah semacam baris kekhawatiran yang ujug-ujug menyeruak selepas membaca buku itu. hehehehee. (ga penting)
Jadi jadi, kalo menurut saya nih yah (jangan didengar apalagi dipercaya), klo udah percaya sama sesuatu 'hal' janganlah kamu coba mempertanyakan segala tentangnya (atau jangan berlebihan lah intinya, sekali-kali sih boleh saja) kelak menyesal pada akhirnya.. Karena ya itu tadi, terkadang akan memunculkan si "ragu" dan si "tak percaya".
Tapi balik lagi, terserah sajalaaahh..

The thing is, there's always people who love you most. And, You should, and are about to believe it. Trust your trust. It will lead you to thing named belief, ain't it?




Distance-d.

Semacam kehilangan sesuatu..
Bukan barang ataupun orang, melainkan jarak.
Jarak yang tadinya tanpa celah, kini berubah menjadi kabur--tak terukur.
hmm..
Entahlah.
Awalnya, saya tidak merasa ada kelainan dengan jarak itu. Namun, kata-kata yang ditujukan tanpa arah itu kadang membuat kesal.
Rasanya ingin membungkamnya sedemikian rupa agar tak bicara kesana-kemari.
Sedih terkadang.
Tapi yasudahlaaah.. mungkin jarak itu yang tanpa sengaja saya ciptakan sendiri. Atau mungkin mereka? Yah. keduanya bisa saja.

Kata-kata yang terlontar seakan memproyeksikan anggapan mengenai pilihan yang telah diambil.
Bahwa, sangatlah salah merasa 'berbahagia'.
Lantas?

Sampai saat ini.
Jarak itu semakin terasa dibuat-buat.
Seolah memisahkan antara satu dengan yang lain, membuatnya tak memiliki kesempatan untuk bertemu muka satu sama lain.
Mungkin itu cara terbaik yang diambil. Tapi benar begitu?
Oh. yaaaahhh.. sepertinya hal itu berakar pada keberadaan si salah yang mungkin bisa menciptakan jarak diantara si empunya anggapan itu.
Entahlah..
Sedih.

Jarak itu.
Ya jarak itu.
Ah lupakan.
Rasanya akan lebih baik bila jarak itu ditiadakan.
Lebih baik? oh. barangkali.


caci-mencuci diri.

Disinilah, saya berdiri, mencaci diri.
Membiarkan dagu menengadah, menghadap langit yang terbatas. Yah.. langit-langit kamar maksudnya.
cubicle berukuran 3x4 meter yang menjadi tempat saya menghamburkan nafas semalaman.
Entah apa lah itu yang mengendap-endap masuk ke pikiran saya, yang pasti sekarang saya agak cemas. ah, tak jelas! tapi bikin cemas. ah selaluu..
Dalam hal ini, saya mulai mencaci.
Diri yang terbiasa cemas akan sesuatu yang tak jelas, payah.
Selalu.
mencoba menghindar tapi tetap saja si cemas yang berjaya.
Saat ini, kembali mencaci.
Hal yang seharusnya tak nampak malah menghabiskan ruang gerak dan nafas sehingga membuat rongga dada yang seharusnya terisi cukup udara pun protes dengan sesaknya.
lelah mencaci, akhirnya diri mengakui...
Bahwa saya (memang) sangat payah dalam hal ini.


Ceritanya Jokjakarta


JOKJAKARTA
saya, adik dan dia

Tiket adalah hal yang paling penting untuk mengawali langkah saya dan adik di negeri orang. Tanpa adanya si kertas ini, acara melancong pun terancam gagal, dan kami pun pasti kokosehan jadinya. Akhirnya, 21 Juni 2011 menjadi kali pertama saya melakukan perjalanan jauh bersama adik.


yiha! sampailah saya pada tempatnya. Tempat tujuan kami untuk sekadar menghela nafas. Membiarkan rongga dada sedikit mengembang, karena sudah sangat sering mengempis. Stasiun Tugu pukul 00. 45 WIB, seperti ada yang mengalirkan sungai dalam tubuh saya. Arusnya deras dari hulu, orang sih acapkali menyebutnya Rindu. Peluk hangat yang diharap pun terbayar dengan setitik senyum. Ah.. kamuu.


Kalo mampir ke Jokja, rasanya gak afdol kalo gak nengok Candi Prambanan. Makanya, pada hari kedua misi pelancongan, kami (saya, adik, dan juga pacar) memutuskan untuk sedikit melipir ke arah timur Jokjakarta, Yah, cukup dengan ongkos 3500 perak, dilanjut dengan Cator (beca-motor) 10ribu/pp, kami pun akhirnya sampai dengan selamat sentausa. Melihat bapak penjaja buku, pacar saya langsung tergerak hatinya lantas menyuruh saya membeli salah satu buku dagangannya. Saya pun memilih salah satu buku dengan cover berwarna biru. Seraya membolak-balik halaman buku, sesekali saya curi-curi pandang pada si bapak penjaja buku *kedip-kedip*. Lalu, saya memberanikan diri untuk mendekati si bapak, bukan untuk PEDEKATE, melainkan untuk meminta penjelasan yang lebih rinci tentang Candi Prambanan. ya ya ya.. cukup penjelasannya pak, sekarang saya tau mana Candi Brahma,Candi Wisnu, Candi Siwa, dan Candi-candi lainnya. Terimakasih bapak, walopun saya lupa nama bapak, foto ini akan menjadi bukti otentik tentang cerita kita. hihihiihii...

Yah.. itulah sebagian tanda bukti saya di negeri Jokja. Bukan mau pamer, tapi sekedar unjuk saja. *keneh-keneh*. Ahhh... aahh.. Jokja, rasanya saya ingin berlama-lama disana, menghirup nafas sesukanya tanpa peduli siapapun, apapun.. yah barangkali uang, dan mamah serta bapak dirumah yang saya ingat disana (hukumnya Fardhu A'in kalo ini). (Karena eh karena kalo ga ingat mereka, apa kabar si dompet. hahaha). Dan sekarang saya sudah berada di tempat saya semula, bersiap menghadapi kerasnya hidup (alah), bersiap menghadapi kejamnya virus malas, dan bersiap menyambut gelar yang akan segera saya raih.. SEMANGKAAA!!!

JOKJA.. sampai kita berjumpa(litan) !


yaitu benci.

benci sama orang?
ah udah biasa.

benci sama ayam?
saya itu.
benci sama diri sendiri?
kadang saya begitu.
benci sama sifat sendiri?
seringkali.
benci gaduh?
sangat.
benci asap rokok?
SANGAAAAAAAAAAAAAATTT!

benci menangis?
ya, karena kerapkali menangis.
benci galau?
haha. kadang-kadang menyelinap.
benci tugas?
yah, maklum mahasiswa.

benci kepura-puraan?
oh.
benci kata 'munafik'?
ya.
benci di-bohong-i?
hahaha.
benci di-gombal-i?
ah wanita! kadang ditelan juga.

benci kata 'sangat'?
tergantung.
benci dipengaruhi?
tanggung.
benci berpikir berlebih?
nah!
benci ketololan?
saya?
benci menghitung mundur?
melihat mundur sih IYA.
benci mengungkit?
butuh kepekaan.

benci masa lalu?
timbun. tak lupakan. hilangkan sebagian.
benci masa depan?
masih abstrak.

benci lurus?
saya suka siku.
benci degup tak berirama?
hm.. takut.
benci gelap?
sedikit cahaya lebih baik.
benci keraguan?
timbul tenggelam.
benci husnudzon?
setelahnya.
benci perbandingan?
jika menjadi objeknya.

benci ketidakberaturan?
otak terlanjur tak beraturan.


ah kenapa jadi menulis kata benci sebanyak ini?
*menghentakan kaki*
I hate it when I have to admit that I hate so many things.
I hate it when I hate something.
I hate it when I say "I hate it".
I hate it ! ugh.

si ar wai ai en ji.

kamu tau hal apa yang paling saya benci ketika menangis?
bukan mata yang jadi sembab setelahnya.
tapi ingus yang ikut-ikutan terburaaaaaaaiiii.. hiyaaakkss!
jijik? engga ! benci saya.
berhelai-helai tisu pun terpaksa saya buang demi menyeka ni air mata beserta ingus-ingus yang juga keluar dari hidung. hahhahaha..

Tapi, yang paling saya benci sih ya diri saya sendiri.
entah kenapa saya terlahir menjadi pribadi yang cengeng.
mau sedih, senang, bahagia, atau terlalu terharu ujung-ujungnyaaa yaaaa pastilah si mata ini meleleh.. meleleeeeehhh..
berliter-liter air seketika mengalir deraasss dari mata dan sangat sulit untuk menahannya apalagi membuatnya berhenti.
hahahahaa..

seperti saat ini. sekarang ini.
ingus dan air mata sedang deras-derasnya mengalir.
saya sih udah nyuruh mereka berhenti bahkan menahannya sedemikian rupa agar mereka ga mengalir dengan semena-mena. Tapi ya tapi..
entah kenapa, gatau sebabnyaaa..
ah.
ya begitulah saya.
tanpa sebab yang jelas pun saya bisa tiba-tiba menangis.

kangen?
marah?
bahagia?
apa?
entahlah.

ah. sering sekali saya menangis.
saat menonton drama serial korea.
saat menonton film drama.
saat menonton film india.
saat membaca novel.
saat kelinci saya mati.
saat hewan disembelih di hari kurban.
saat sakit.
saat melihat anak kecil memikul dagangannya melewati rumah.
saat melihat anak jalanan tersenyum mendapatkan bingkisan ulang tahun saya yg ke-17.
saat melihat seorang kakek mengayuh becak.
saat kehilangan orang tercinta.
saat kehilangan sahabat.
daaaaaan.. masih banyak saat-saat lainnya.

yaaaaahh..
bisa dibilang, cengeng is my middle name.
ah kaaaann.. nangiss jadinyaaaaa... :'(



racau gombal ih waw.

menatap layar lekat-lekat..
*sigh*
entah apa yang saya pikirkan, tapi kiranya saya sekarang berpikir
"giliran ketak-ketik skripsi aja mampetnya bukan main.. giliran meracau aja! ini jari-jari tampak lihai aduhai.. berlarian kesana-kemari sesuka hati."

ah entahlaah..
tapi ya emang begitu biasanya..
sama halnya dengan baca buku.
giliran baca novel Harry Potter, Twilight, Da Vinci Code, yang tebelnya lumayan bikin mata ngantuk, eh tapi nyatanya, si mata dan otak dengan senang hati bersedia berkompromi hingga mampu melahap semua kata-kata yang ada di dalamnya dalam waktu kurang dari 3 hari. Lah, giliran baca novel bahan skripsi, oalaaaaahh.. ini seminggu aja ga kelar-kelar rasanya..

ya lagi-lagi memang begitu biasanya..
kerja otak dan mata akan menurun ketika dihadapkan pada sesuatu yang memunculkan "keterpaksaan" dalam pikiran.
semacam deadline, tuntutan pekerjaan, yang sangat pasti memunculkan suatu keterpaksaan dalam penyelesaiannya.
Nah, kalo udah ada rasa "keterpaksaan" gini salah siapa?
Yah.
yah..
yaaaaaaaaaaaahhh.. salah saya sepertinya.. yah?

oh tentu saja, IYAAAAA!!

harusnya.. saya bisa siasati rasa "keterpaksaan" itu. But how???
yah, salah satu cara yg bisa saya lakukan untuk menyiasatinya adalah dengan.. dengaaann.. menunda atau tidak membacanya.
haaaahh !
semacam memperburuk keadaan ya agaknya.
Tapi ya harus bagaimana lagi??

ah yasudahlah yaah.. tinggalkan sejenak masalah per-sekeripsi-an.
biarkan hati ini tenang, tentram, damai, sejahtera, loh jinawi.. untuk dua jenak..
dan biarkan jenak-jenak yang lainnya membawa kebahagiaan dan bukan kesengsaraan.

racauan ini.. oh racauan ini akan berarah kemana?
tampaknya akan tak berujung.. sama seperti rasa sayang saya pada pacar saya yang gada ujungnyaa.. (aaahhh... bunuh saya atas kegombalan ini).

ah udah ah..
harus segera akhiri racauan tak jelas ini.
sereeem.. takut tiba-tiba kesambet jin gombal gocir.
bahayaaaaa...



the heart shows its weakness

"Pernah takut mati?"

inilah saya.
sekarang ketakutan setengah mati.
ya setengah saja.
kalo terlalu takut nanti mati beneran kan repot.

aha!
nampak sepele.
tapi tidak sebenarnya..
saya benar-benar takut.
perasaan ini selalu muncul ketika si jantung mulai protes.

the heart always shows its weakness in such a way.
undefined.
does it hurt?
oh yes.
i can't even take a deep breath.

semacam ada yang mencengkeram si jantung dan membatasi pergerakannya.
tiba-tiba.
ya selalu tidak terdefinisikan waktu dia mulai protes.

entah.
tahun lalu tampaknya si jantung ini baik-baik saja.
yah, beberapa tahun ke belakang mungkin saya memang selalu bolak-balik dokter mengeluhkan hal ini.
obat yang kiranya adalah racun bagi saya, nyatanya bisa menghilangkan rasa sakit itu untuk sementara waktu.
tapi ya tapi.. protes itu selalu datang kapanpun dia mau tanpa konfirmasi terlebih dahulu pada si empunya rasa.

haaaahh.
hal ini. semacam ini.
selalu menjadi momok yang menakutkan.

mati.
aha. kenapa harus takut mati toh semua orang pasti mati!
ya kan?
tapi bukankah ketakutan itu sendiri adalah hal yang naluriah.
toh binatang saja pasti punya rasa itu.
takut mati diserang lawan, dengan begitu mereka punya sistem pertahanan tubuh yang berbeda-beda untuk menghadapi apapun yang mereka anggap sebagai ancaman.

Nah, ketika mati sendiri adalah hal yang sangat abstrak.
Ya abstrak.
Karna kamu tak bisa melihat rupa dan bentuk, bahkan tak bisa menyentuh, dan merasakan kehadiran si kematian itu.

"Lalu kenapa kamu harus takut akan sesuatu yang nyatanya abstrak?"

Yah justru ituuu..
Justru karena abstrak.
Justru karena undefined.
Justru karena saya tidak tahu kapan mereka akan datang..
Jadi, saya takut.

"Kamu tak takut?"

"Ya. saya pun takut kalo begitu."





Thanks to you, 21.


Berbeda.
Yah. berbeda karena ada yang tak sama.
Tak sama maka jadinya berbeda.
aaaaahh.. sama-sama aja toh nduk.

Intinya. Berbeda.
Tanggal 21 April kemarin rasanya memang berbeda dari tahun sebelumnya.
Yah, mungkin karena tanggal 21 kemarin - yang konon menjadi tanggal keramat hidup saya karena oh karena di hari itu saya berojol ke dunia- menjadi tanggal penentu hidup dan mati saya di dunia persastraan.

Tanggal 21 April, pukul 11.35 W.I.J (Waktu Indonesia bagian Jatinangor)
Seminar Usulan Judul : nah, begitulah judul acara pada tanggal itu.
Eksekusi pun dimulai, meskipuun yaaah sedikit terhambat di awal dengan adanya gerak-gerik tolol penuh ketegangan yang dipertontonkan sang penyaji yang agak kelimpungan nyari itu lobang buat masukin flashdisk. yahahaha. Alhasil, para eksekutor pun sedikit terhibur dengan seringai setan yang terlukis di raut wajah mereka.
Yah.. sudah biasaaa, kebal sepertinya, maka si penyaji pun mulai
menghantarkan mata para eksekutor agar tertuju pada layar putih yang sudah ada di depan mereka-dihiasi dengan point-point yang kiranya mempunyai power untuk bisa meyakinkan itu para eksekutor.
heu, powerpoint dengan animasi seadanya.
Selama pemaparan point-point yang (seperti saya bilang diharapkan memiliki power yang cukup meyakinkan) ini berlangsung, para eksekutor tidak menampakan sesuatu ketidak-pahaman sekalipun si penyaji mengalami sedikit kegagapan dalam berbicara.
Tiba pada saat Sang Maha Eksekutor mengajukan pertanyaan terkait dengan kutipan yang menampilkan isu yang ada, dan tadaaaaa si Penyaji bisa m
elewati cobaan pertama.
Lalu, disusul oleh Ratu Eksekutor yang bertanya perihal teori yang akan digunakan terkait isu-isu yang dibahas. Yah, lagi-lagi si penyaji bisa melewatinya dengan cukup aduhai. *halah*
Jengjengjeeeng.. waktunya si penyaji loncat ke halaman usulan judul.
*klik enter* halaman judul: bertuliskan "Dis/orient/asi dalam Tiga Novel Karya Hanif Kureishi"
Para eksekutor memberikan anggukan tanda setuju, diikuti dengan ujaran "tidak ada masalah dengan judul ini. Ya sudah.. judulnya sudah jadi."
Dan..
Sorak sorai serta lagu "selamat ulang tahun" dari para eksekutor dan teman-teman yang hadir pun mengakhiri acara eksekusi hari itu.

Puji-lillah. Alhamdulillah.
Entahlah..
Yang pasti, si penyaji, yah tentunya saya.
Dyah Apriastuti Chandra Heryati Putri.
merasakan sensasi meletup-letup di sekitaran perut dan dada pada hari itu.

Tanggal 21 April.
hari dimana,
Saya lahir.
Judul Kitab Suci Mahasiswa lahir.
dan kisah kasih anak muda pun bertumbuh.

Oh, 21.
Terimakasih Bapak Heri dan Ibu Siti, yang telah membuat dan melahirkan saya dengan angka itu.
Terimakasih Para Eksekutor dan teman-teman, yang telah melancarkan kelahiran judul Kitab yang akan menjadi Maha Karya milik saya dengan angka itu.
Terimakasih, hey kamu. Faisal Lufti Fadillah, yang juga telah ikut melengkapi kebahagiaan dengan angka itu.

ya ya ya.
Terimakasih 21..





and am the devil in town.

am I evil?

or am I a devil?
by loving you.



essay yang tak berujung.

Di waktu yang seharusnya saya gunakan sebaik-baiknya untuk meng-essay (atau lebih tepatnya meracau kesana-kemari seputaran comtemporary drama yang kiranya sudah bikin kepala saya cenat-cenut sedari tadi. uh rasanya ingin sekali saya ajak bicara itu naskah drama, atau kalo perlu saya paksa dia berbicara mengenai masalah apa saja yang dia punya sehingga saya tidak perlu repot-repot mendiagnosis gejala yang ada di dalamnya), eh saya malah sibuk ubek-ubek itu list lagu yang ada di folder. Dan dan tadaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa !
Alhasil, saya pun sekarang nyanyi-nyanyi ga jelas..

Sing it :

On the night like this
There's so many things I want to tell you
On the night like this
There's so many things I want to show you

Cause when you're around
I feel safe and warm
Cause when you're around
I can fall in love every day

In the case like this
There are a thousand good reasons
I want you to stay...


coba-cobi tebak lagu siapa?
kalo kamu anak gaul pasti kamu tau ini lagu apa.
kalo engga gaul yasudah nih saya kasih link biar bisa sedikit diunduh lagunya.
this : just klik
(sila diunduuhhh.. geratisss loohh !!)

Fyi. (saya KANGEN BANGET loooh sama pacar saya)

yasudaaahh.. sekian dulu ya racauan saya malam ini.
cuuussss ah ! mau meng-essay lagi (read.tidur)
ayok ayok.. jangan lupa berdoa.
(semoga tanggal 31 Maret itu cepet datang)

hidup dan mati sang mahasiswa tingkat akhir


Inilah ini.. Tiga buah Novel Karya Hanif Kureishi yang kiranya akan menghantarkan saya menuju gerbang akhir perjalanan saya sebagai seorang mahasiswa.

The Buddha of Suburbia (1990)
novel semi-autobiografis


The Black Album (1995)


Gabriel's Gift (2001)


Dengan adanya tiga novel ini pula, saya mungkin akan menghabiskan sebagian waktu tidur, waktu makan, waktu bermain, waktu berpacaran, serta waktu-waktu berharga saya lainnya selama beberapa detik, menit, jam, hari, minggu, bahkan beberapa bulan kedepan.
Jadi, semoga rasa kantuk, bosan, sakit perut, sakit mata, sakit hati, sakit pantat, yang untuk beberapa waktu saya rasakan bisa menambah kemujuran saya dalam menyelesaikan Kitab Keramat ini. Okelah, Hanif Kureishi. Bersahabatlaaahhhhh !!

menguap karena mengantuk


GOOGLE CHROME
New tab: chantabelle.blogspot.com
tadaaaaa??
Ya. saya pun langsung diminta memasukan sebuah sandi.
Hmm.. yasudah, saya pencet-pencet itu huruf demi huruf yang ada di keyboard, dan dan dan saya pun langsung diarahkan ke halaman dashboard akun blogspot milik saya.
What's next?
saya lalu arahkan kursor ke sebuah tulisan "new post", yang lalu saya klik.

aha! inilah ini.
sekarang saya sudah berada di sebuah halaman yang mungkin sudah mulai penuh dengan kata-kata yang sedari tadi sudah saya tulis. Yang entah apa itu maksudnya, entah kemana arahnya. Dan, kalo dipikir-pikir lagi, saya pun bingung dengan apa yang sudah saya tulis.

Eh jadi, hal apa sih yang bisa saya jadikan tulisan yang cukup perlu, atau bahkan penting untuk saya munculkan disini.
Dimana?
Yah disini lah.
Di lahan, bidang, yang mungkin sudah setengah halaman penuh dengan kata-kata tidak penting.

kalo ditanya soal judul?
haaaahh?
ah, saya sendiri masih bingung dengan hal apa yang akan saya tulis. ya apalagi judul.
Kan kan yang penting buat saya sekarang ini adalah MENULIS
Atau, yah mungkin lebih tepatnya 'memilih huruf-huruf yang ada pada keyboard untuk lalu saya pencet agar tersusun sedemikian rupa sehingga tertera di lahan yang katanya tadi sudah setengah penuh itu.
Jadi, kamu yang sedang melihat halaman ini akan menjadi paham dengan apa yang ada di layar yang sedang kamu tatap lekat-lekat dari tadi.
Ah omong apa sih saya.
ga penting. Ah iyaaaaaaaaah emang ga penting!
eh tapi, saya sendiri sih ga terlalu mikirin soal penting atau tidak suatu tulisan itu.
Yang paling penting buat saya kan yah ini. menulis ini.
Membuang waktu saya, yang kayaknya kalo saya buang dengan hanya duduk, atau tidur itu termasuk kedalam hal yang sia-sia. Dan lagi, menulis suatu hal yang tidak penting macem begini ini bukanlah hal yang sia-sia, tapi hal yang percuma.
(lah? sia-sia sama percuma apa bedanyaaaaaa?)
yah beda lah !
kan saya sendiri yang nulis tulisan ini. jadi yah terserah saya mau tulis apa yang jadi pendapat saya.
heemmhhh.. saya tahu kok, pasti sekarang saya udah bikin kamu yang lagi lihat tulisan ini jadi bosen, bertanya-tanya, atau bahkan mencak-mencak karena daritadi saya hanya meracau tak tentu arah. Tapi, yaaaaaah gimana lagi, kan tadi saya bilang saya cuman ingin menulis.
Eh tuh kan, pasti sekarang kamu mau arahin kursor ke tanda 'x' ya?
mau keluar?
yasudah silahkan.
Tinggal klik saja itu tanda 'x' . Selesai perkara.

eh tapi tunggu duluu!

saya sekarang mau benar-benar menulis loh.
udah nanti aja keluarnyaaa..
sekarang saya serius.
saya akan mengangkat hal-hal yang serius yang mungkin sekarang sedang hip di luar sana.
tapi apa yah yang serius?

Seperti,
Berita mengenai Dewi Persik yang konon berpacaran dengan Nicky Tirta?
"Seriussss lo!"
(emang itu penting buat saya tulis disini??)
atau,
Berita mengenai Mas Yoyo, drummer Padi, yang tertangkap polisi karena menggunakan narkoba?
(lagi-lagi, emang itu penting??)
ataaaauu.....
berita tentang Tsunami yang menghantam negara Jepang?
(ah, itu mah semua orang juga udah tau yaaa..)
kamu pasti udah liat kan di tv. Yah sebagai remaja gaul jaman sekarang sih yah pasti tahu.
Saya yakin itu.

tuh kaaaann.. jadi bingung.
jadinya meracau lagi!
jadi apa yang harus saya tulis disini cobaaa?
hal apa yang menurut kamu penting untuk saya tulis disini?

oh ya ya ya.. saya tau sekarang.
sekarang saya tau saya harus nulis apa.

eh tapi bentar bentar !
loh ko? halaman yang tadinya kosong sekarang udah penuh ya?
jadi apa perlu sekarang saya penuh-penuhin lagi ini halaman?
ah, kayanya ga usah lah ya..
daripada saya bikin orang kesel dengan tulisan saya yang tidak penting, mending saya arahkan kursor ke box berwarna orange, dengan tulisan 'Publish Post', lalu...

eh bentaaaaarr !!
sebentar, saya sekarang ingat.
hal terpenting apa yang harus saya tulis sebelum saya ambil tindakan selanjutnya pada si box berwarna orange itu.
Yah yah, saya tahu.
Saya hanya ingin menulis
"saya banyak menguap, dan saya akan segera tidur"

yah. (box orange) dan *klik* PUBLISH POST



what the hell is wrong with 'being in love',
or being in love with someone who relates to someone else's past?

who says that it is wrong? or who says it in other way?


you know what feeling likes, don't you?
It cannot be ignored.
It comes to you on tiptoe, no one realizes it.



Well, you want me to cut it off, and just ignore what other's feeling?
ain't it unfair?
For everyone who feels it that way.


Don't tell me what best for me.
I hate being told.
Really.


Don't tell me as if you know everything about me.


me
myself
my past
my present
my future
it's my life


LIFE




ocehan siang

"Pernah ga sih kamu merasa ga punya cukup kemampuan yang bisa diandalkan ataupun dibanggakan?"
Demikian sepotong tanya sekaligus curhat dari seorang teman di kala malam.
Chit-chat malam itu diawali dengan perbincangan mengenai konser musik klasik yang dia bawakan dua minggu lalu. Yah, dia adalah seorang komposer musik yang terinspirasi oleh komposer-komposer Icelandic dan Jepang. Post rock, ambient, folk.
entah kenapa komposisi musik yang dia buat selalu nyaman di telinga saya, yah mungkin karena aliran yang dia usung sejalur dengan aliran yang saya dengar.
Ok, itu soal musik.
Omong-omong soal per-website-an (yang diantaranya bikin saya guling-guling karena ga pernah ngerti sedari saya belajar di jaman SMA) Dia ini nih jagonya.
Kode-kode dalam script web yang dia buat.
ah entahlah apa itu istilahnya.
Yang pasti Musik dan Website adalah bidang yang paling dia kuasai.
Tapi entah oh entah kenapaaaaa dia masih aja gitu merasa ga punya cukup kemampuan yang bisa diandalkan. Why oh why ?
Ketika dia JELAS-JELAS punya kemampuan yang sangat JELAS dia kuasai, eeeeh masih aja dia ngerasa ga punya kemampuan gitu ya *esmoseh* hup hap hup hap.

Saya?
Yang kerjaan cuman nulis dan baca malah kadang ga pernah kepikiran soal itu.
Tapi! karena dia nanya kaya begitu ya otomatis lah sekarang kepikiran jadinya..
Dimulai tadi pagi, ketika saya coba melengkapi CV yang nantinya akan saya submit ke sebuah perusahaan yang hendaknya akan saya coba-coba dekati (alah!), saya mulai merasakan kegalauan perihal kemampuan-kemampuan yang saya punya.
bisa apa SAYA?
baca tulis?
Ya itu yang saya bisa.
Ketika sampai di baris "working experience"
yaaah.. lagi-lagi berlari di seputaran baca, tulis dan cuap-cuap.
ah, baca tulis cuap-cuap.
Yah itu yang saya kuasai dan pahami.

Tapi apa sih yang dia dan saya cari?
kemampuan apa sih yang dia dan saya maksud?
nah kan !
Kalo dipikir-pikir kemampuan yang saya dan dia punya itu ya sama.
Seputaran menulis-menulis juga.
Bedanya? ya bedanya cuman istilahnya aja.

Mengaransemen : Menulis.
Sama-sama menyusun, bedanya cuman perantinya saja kan?
yes. nada-nada dengan kata-kata.
toh nantinya sama-sama disusun sedemikian rupa menjadi kesatuan yang padu.
Yah sama.
Semuanya pasti berlari-lari di seputaran penulisan dan pembacaan.
Yah. saya kira semuanya.
"Istilah" saja yang menjadi pembeda.

Jadi yah, saya dengan kemampuan saya.
Saya rasa sudah cukup.
Lalu, kamu?

*ini barangkali mau agak diunduh salah satu komposisi musik teman saya*

F for Friend. But it is more than just F.

When Plutarch said,

I don’t need a friend who changes when I change, and who nods when I nod; My shadow does that much better.
Oho! saya sangat setuju dengan apa yang yang dikatakan oleh si Plutarch (kenapa pake si? biar terlihat lebih akrab). Yes, kakak yes. Sahabat, bukan 'bayangan diri'.
(terlihat tidak konsisten bukan? tadi 'si' sekarang 'kakak')


Yaaaahhh..
SAHABAT,
bukan seperti Ibu Peri yang hanya datang ketika si cinderella kesusahan, terdesak, butuh pertolongan.
bukan seperti dokter yang hanya orang cari ketika sakit dirasa.
bukan seperti dukun yang akan membantu kita mengucap sumpah serapah.
bukan seperti payung yang hanya digunakan saat hujan turun (dan saat kemarau datang dia terlantar tak terpakai)
bukan seperti em.. *mulai tersendat*
bukan seperti plester yang kita pakai untuk menutupi (menyembunyikan) luka atau borok yang ada.

Yah.
sahabat ituu..
Sabahat itu adalah..

Ruth Pricilla D P
Kakak iyut, panggilan kesayangan saya buat dia.
Pertama kali bertemu di sebuah sekolah menengah, tepatnya di kelas x-c. Yah, sejak saat itulah pertemanan kami dimulai, lalu menjadi semakin akrab, (akrab yah bukan intim. ihiy serem). Kisah-kasih di sekolah, permasalahan rumah tangga, permasalahan adik-kakak, (semua) saya muntahkan sama dia. Walaupun kadang diselingi rasa kesal karena ke-telat-an dia menangkap suatu maksud yang tersirat tapi.. dia pendengar yang sangat baik. Pernah suatu kali, terjadi salah-paham yg menyebabkan kami saling bungkam. oh tidak enak! (hanya bertahan satu hari saja). Eh omong-omong, untuk ulang tahun yg ke 22 tahun ini (saya berdoa semoga dia bisa ketemu dengan (mas-mas Jawa) yang dia idamkan).
I love you sister..

Zahra El Maulida

Jadun, yah Jaduunn.. adik kecil yang doyan ngomong (yah secara mantan penyiar radio Ardan dan 99ers), aktif kesana-kemari, ajaib, super kreatif, tapi sayang suka pundungan. hehe. (akui saja adik). Kekonyolan dan ketololan yang dia tunjukin kalo ketiban si Cupid, (selalu gak bisa mengontrol sikap). Jadi yah, akan sangat jelas terlihat kalo dia suka atau tidak sama orang. Staf Manager MCD dan Singapura, sekarang menjadi fokusnya. Yah inilah ini, adik jadun. Adik yg selalu menjadi adik saya yang paling super. I love yoouuuu..

Dahlia Sukria
Metto, tadinya itu panggilan kaka iyut buat dia. Tapi yah, karena tertular virus 'metto' yaudah saya ikut panggil dia itu. Metto, teman mempercantik diri (creambath. luluran, belanja), dan juga teman ngabisin duit (siap-siap tebelin dompet dulu aja kalo mau pergi sama dia). Masalah perpacaran maupun masalah tidak penting sama sekali saya bagi sama dia. Yah, emak dahlia yang hampir mirip sifatnya sama emak siti ini emang cerewet kadang-kadang (apalagi kalo saya lagi sakit). emaak I love you.



Yah.. Sahabat, seperti mereka.
Kata-kata tidak penting, cerita tidak penting.
Sedih, senang, salah-paham.
kantong kosong, dompet kosong.
tertawa, menangis.
kekonyolan, ketololan, kekasaran dalam rumah tangga.
Yah. semuuaaaaa.. semuaaaaaa.
Komplit macam nasi goreng spesial.
macem nano-nano : manis asam asin ramai rasanya.
macem sahabat, lebih dari teman, yah lebih dari itu.
Ingat ! kami akrab bukan intim yes.

I love you all.
I thank God for what I have now.
I love you. I love you.

60 days.


"yaah.. dua bulan..bentar lah yah.. nih masih bisa kehitung sama jari (sembari menghitung setiap buku jari kaki dan tangannya) 60 kan? "

begitulah kira-kira sepenggal kata yg terujar semalam.
Saya pun mengangguk *pertanda setuju* dengan kata-katanya.
Yah, dua bulan.
masih terhitung jari.
dua bulan.
cuman 60 hari toh?
kiranya masih tersisa 275 hari yang lain yang bisa kami lewati.
Yah. 60 hari : 1.440 jam : 86.400 menit : 5.184.000 detik.

ah sebentar itu.
60 hari itu..
sama dengan waktu yang dibutuhkan saat kita menjentikan jari tangan.
sama dengan waktu yang dibutuhkan saat kita mengedipkan mata.
sama dengan waktu yang dibutuhkan saat kita menghela nafas.
sama dengan waktu yang dibutuhkan saat kita membuang angin.
dan sama dengan waktu yang dibutuhkan saat kita menggosok gigi? (lah? ko nyambung kesitu?????? "terserah saya lah! saya ini yang nulis.")

Jadi, bagaimana menurut kalian?
60 hari itu?

Yah.. sebentar pastinya.
Surely we can make it.


Yesterday Fireworks.


it does.*big grin*

Semacam ada ratusan kembang api yang saling bersahutan dalam kepala saya.
Lebay?
ah engga. cuman berlebih saja mungkin. haha.
Tapi, yaaahh.. emang begitu yang saya rasain.
Jadi, salah ?
Salah kalo saya merasa seperti itu?
Siapa bilang?
Kamu? atau kamu? atau kamu?
Siapa sih kamu?

Someone said,
"be true to yourself no matter what. It may not be right for someone else, but it is right for you."
nah tuh !
Yang penting kan jujur sama diri sendiri.
Jadi, ya inilah ini.
apalah apapun itu yang saya rasain.
Yang penting saya sudah bersikap apa adanya..
(apa adanya rasa yang ada, #halah)
Yah yah yah..

Tadinyaaa, yah tadinya.
Saya pikir kembang api itu cuman sedikit yang bakal menyala.
Tapi nyatanyaaa..
kembang api itu beranak-pinak.
semacam amoeba yang ber-reproduksi (membelah diri) : makin lama makin banyak.
semacam monster Hydra yang ketika kita potong kepalanya, malah akan semakin tumbuh, menjadi semakin banyak.
semacam.. emm semacam apa lagi ya?
semacam kutu?
engga engga.
yah.. semacam manusia lah yang pasti..
yang.. emh, yang... taulaah!
macam anak muda jaman sekarang.

Yah, begitulah kira-kira cerita permasalahan kembang api di hari kemarin.
semoga.. semoga, tetap beranak pinak.
hihiihihi.

A Virtual Landing on Planet X


A few minutes past midnightIn a moment when I felt hollow
My fingers typed voluntary
Could it have been my unconscious
Sending the motoric pulse?
A hit on the return key
And the global search began
Found your name
A strange sense of time and space
Flew me

To a memory
I thought I had buried in the abyss
But it all came so vivid
Then the heart throbbed
And your thumbnails appeared
Words in your blog
Scrolled down
You on another planet
I'm an alien
Lost again in time.. and space
Signing out.


-anonim-