syarat sah?

hai?
sudahkah kamu menjadi dewasa?
orang dewasa sesungguhnya mungkin gak pernah scara gamblang mengakui dirinya dewasa.
iya,
kalo kamu sudah merasa dan mengaku dirimu dewasa,
bersabarlah.. kamu masih jauh dari tahapan itu.

iya,
banyak orang berkhotbah mengenai kedewasaan.
bukanlah suatu jaminan yang mutlak atas umur untuk menjadi dewasa.
di luaraan sana mungkin banyak sekali yang mengaku dirinya dewasa tapi nyatanyaa, sangat jauh dari  ekspetasi dirinya akan kedewasaan.

iya,
dewasa bukanlah perkara umur.
bukan, bukan itu.
dewasa adalah,
caramu menyikapi segala hal,
tidak menilainya semata 'benar' atau salah';
caramu membuat pola pikiranmu,
tidak melulu menuntutnya menjadi bulat atau kotak, tapi segala macam pola;
caramu menghargai keberadaan seseorang,
tidak pernah lupa bahwa 'atap' ada karena adanya 'pondasi';
caramu berdemokrasi dengan pendapat pribadi dan orang lain,
dengan menghargai perbedaan tanpa meleburnya demi menjadi padu;
caramu untuk memimpin,
dengan menuntun bukan menuntut;
caramu untuk menerima bahwa setiap orang dilahirkan dengan kapasitas otak yang berbeda,
tidak memaksanya menjadi 'sama';
caramu untuk mendengar, melihat segala sesuatu dengan semestinya, seadanya,
kecil tetaplah menjadi kecil, tidak dilebih-atau-dikurangkan;
caramu untuk mnajdi dirimu,
tidak dengan meniru atau menyamar.

kesemuanya itu, 
iya.
hanya dengan itu kamu menjadi dewasa?
ah.. 
tidak pernah ada aturan tertulis ataupun syarat sah untuk menjadi dewasa,
iyaa aku tau.
sudahlah. 




hai.

hai.  ada orang disana?
banyak ya pastinya.
entah ada yang menungguku ataupun tidak untuk post terbaruku,
maaf ya aku baru muncul sekarang.
iya, pikirku dulu aku bakalan sering-sering muncul di sini, tapi nyatanya jauh dari harapan.
waktuku sekarang ternyata banyak tersita.
iya, sampai aku sadar ternyata umurku sudah tak seimut mukaku. aha.

hai lagi.
untuk saat ini aku sudah tak terpojok di ujung Jawa Barat sana.
aku yang sekarang sudah ada di tengah peradaban.
terhimpit diantara dua kota besar, ya, Bandung dan Jakarta.
aku berada diantaranya, untuk tepatnya coba tebak saja.

hm..
lebih banyak desah nafas yang aku keluarkan di sini ternyata,
mengingat lalu lintas yang nyata serupa dengan kota kelahiranku, Kopo;
hiruk pikuk, antrian panjang untuk roda dua, empat, dan teman sejawatnya;
waktu yang aku habiskan untuk bertemu rekan kerja, supplier, layar monitor;
dan minimnya waktu yang aku punya untuk sekedar memikirkan masa depanku.
beginilah rutinitasku saat ini.

hm..
sekarang nyatanya sudah akhir pekan.
tapi, pikiranku terus berputar.
beginikah menjadi dewasa?
sungguh nyata terasa aku dibuat cemas.

iya,
aku tau.
mengingat orangtuaku yang semakin digerus usia,
aku harus memikirkan masa depanku.
iya,
untuk berkeluarga; menjadi istri dan ibu untuk suami dan anakku kelak.

hm..
berkeluarga,
keluarga seperti apa?
suami seperti apa?
ibu seperti apa?
anak seperti apa?

mengingat pribadiku yang benci dengan kekangan,
mengingat pribadiku yang mendominasi,
mengingat pribadiku yang keras,
mengingat pribadiku yang penuh mimpi dan cita.

hm..
if only i could turn back time,
i just wanna be a daddy's little girl.