Distance-d.

Semacam kehilangan sesuatu..
Bukan barang ataupun orang, melainkan jarak.
Jarak yang tadinya tanpa celah, kini berubah menjadi kabur--tak terukur.
hmm..
Entahlah.
Awalnya, saya tidak merasa ada kelainan dengan jarak itu. Namun, kata-kata yang ditujukan tanpa arah itu kadang membuat kesal.
Rasanya ingin membungkamnya sedemikian rupa agar tak bicara kesana-kemari.
Sedih terkadang.
Tapi yasudahlaaah.. mungkin jarak itu yang tanpa sengaja saya ciptakan sendiri. Atau mungkin mereka? Yah. keduanya bisa saja.

Kata-kata yang terlontar seakan memproyeksikan anggapan mengenai pilihan yang telah diambil.
Bahwa, sangatlah salah merasa 'berbahagia'.
Lantas?

Sampai saat ini.
Jarak itu semakin terasa dibuat-buat.
Seolah memisahkan antara satu dengan yang lain, membuatnya tak memiliki kesempatan untuk bertemu muka satu sama lain.
Mungkin itu cara terbaik yang diambil. Tapi benar begitu?
Oh. yaaaahhh.. sepertinya hal itu berakar pada keberadaan si salah yang mungkin bisa menciptakan jarak diantara si empunya anggapan itu.
Entahlah..
Sedih.

Jarak itu.
Ya jarak itu.
Ah lupakan.
Rasanya akan lebih baik bila jarak itu ditiadakan.
Lebih baik? oh. barangkali.


No comments:

Post a Comment