first stage

alhamdulillah.. wa syukurillah.
aku haturkan puja dan puji bagi Allah SWT yang telah meridhai dan memuluskan jalan kami,
pun untuk semua doa yang serta-merta datang dari kalian semua, kawan.



hari itu.. 
bukan hari libur.. belum saatnya.
tapi, dengan selembar kertas berisikan ijin dari atasan didalamnya, kami pun bisa menikmati liburan lebih awal dari yang lainnya.
ya, hari itu masih dengan serba-serbi urusan supplier dengan telepon yang menempel di telinga, aku persiapkan diri.
mulai dari rambut hingga ujung kaki, semuanya aku siapkan dengan baik.

bukan.. bukan acara besar.
namun, hari itu akan menjadi penting bagiku, juga baginya.

iya, di hari itu..
kami akan menapaki pijakan setingkat lebih atas dari pijakan kami sebelumnya.
iya, di hari itu..
kesiapan dan kesanggupan akan kami ungkap secara terbuka, komitmen sudah bukan milik kami berdua lagi.
iya, di hari itu..
seluruh keluarga besar akan tahu..
tujuan kami.
mimpi kami.

24 Desember 2013
bukan saja menjadi hari kelahiranmu, sayang.
aku dan kamu telah menorehkan memori baru di dalamnya.
untuk kami kenang hingga memori lain berdatangan.

24 Desember 2013
aku dan kamu telah berucap janji,
untuk saling setia, berjalan beriringan,
menuju tangga teratas.. menyongsong hari besar itu.

24 Desember 2013
telah menjadi saksi,
aku dan kamu, padu.





"..and I gave you an absolute yes, coz I do want you to be mine."


awkward-faces  

finally, the proposal has well passed



with love,
dyah dan faisal.
*3bulanmenujuhariH

setapak

kami tertawa bersama.
kami mengeluh bersama.
kami bermimpi bersama.

iya, itu dulu.
ketika kain abu-abu masih menyelimuti setengah badanku, dan kami masih bangga akan logo yang terpasang di lengan kanan kami.
iya, di sekolah itu kami dipertemukan,
dengan mimpi dan cita yang kami teriakkan bersama.

seiring berjalannya detik menuju menit lalu jam, hari dan tahun; semua kian berubah.
bukan hanya raga dan penampilan masing-masing dari kami yang berubah, bukan. bukan hanya itu.
jalan hidup kami pun ikut berubah sejalan dengan pilihan-pilihan yang ada di depan mata.
begitu banyak cerita yang kami lewati, dan bahkan  ada beberapa diantaranya yang ingin aku simpan dan enggan untuk dilenyapkan dari ingatan.
begitu berartinya untukku.

lalu cinta datang,
dengan pilihan.
sesiapapun tidak ada yang dapat menduga dan menerka kapan cinta itu muncul.
mungkin hal tersebut dapat ditolak atau bahkan dilebur,
namun jika Tuhan telah menuntunmu menuju skenarionya.
siapa dapat mengelak?
cinta dan cita itu seketika padu.
semacam serpihan puzzle yang akhirnya menemukan posisinya.
semacam potongan nada yang akhirnya menjadikan lagu itu merdu.
seperti itulah.
cinta menyatu.

seketika itu semua berubah.
aku ingat kekhawatiran itu,
bahwa mungkin saja semua itu semu,
bahwa mungkin saja semua itu tipu.

tenang saja kawan..
aku akan buktikan,
kini kami hanya tinggal menghitung hari,
menuju satu langkah yang akan membawa kami mencapai mimpi terbesar kami.
untuk hari itu, aku tidak ingin apa-apa.
aku hanya ingin kalian ikut berbahagia bersama, dan percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja.

ps: aku rindu kalian.


*H-11 menuju lamaran*




routine kills.

hai!
sudah lama sekali rasanya aku meninggalkan ruangan ini.
iya, bahkan untuk beberapa bulan terakhir tidak ada satu katapun yang aku temukan disini.
sama sekali.
entah apa yang membuatku sibuk.
kerjaan?
mungkin lebih tepatnya dibuat sibuk oleh rutinitasku.

iya, sudah terekam dengan sangat jelas oleh otakku,
bahwa pukul 05.00 pagi adalah waktuku untuk bangun tidur;
10 menit, waktuku untuk mengambil wudlu dan solat subuh;
15 menit, waktuku untuk menanak nasi dan menggoreng makanan sekedarnya;
15 menit, waktuku untuk mandi.
dan ya, pukul 06.00 tepat aku harus sudah bersiap di depan cermin.
15 menit, waktuku untuk memoleskan beberapa krim wajah dan berkreasi di sekitaran wajahku;
10 menit, waktuku untuk mengeringkan rambut;
5 menit, waktuku untuk memasangkan kaos kaki dan menjemur handukku.
ya, pukul 06.30 adalah waktuku untuk menunggu jemputan pribadiku.

pukul 07.00 tepat aku tiba di kantor.
disambut oleh senyum bapak-bapak security,
sapaan beberapa rekan kerja,
juga seringai layar monitor dari meja kerjaku,
tak ketinggalan gerakan liar dari si kuya yang rupanya menungguku untuk memberinya makan.
pukul 07.45, waktuku untuk senam ringan,
ya kebetulan di tempatku bekerja 15 menit ini menjadi wajib untuk seluruh karyawan;
pukul 08.00, waktuku untuk duduk manis dan mulai penjelajahan.
id dan password pribadi,
adalah hal terpenting untuk memulainya.
arahan pointer ke beberapa folder untuk memilah dan memilih file yang akan aku buka,
schedule supplier, kontrol supplier, report purchase order dan teman-temannya.
semua file tsb. pun terbuka,
kini pointer mulai menjelajah ke sebuah sistem Disr, yaitu sistem yang merangkum semua aktifitas beberapa Departemen yang ada di PT. Dharma Poliplast yang saling terintegrasi, diantaranya Marketing, Procurement (Purchasing), PPIC dan Finance. ya, id dan password menjadi penting lagi.
pointer diarahkan ke toolbar file master,  dan supplier approved list terbuka,
keyword pun dimasukkan ke searchbar,
giliran tanganku yang menjelajahi tombol telepon, dan lagi-lagi password pribadi menjadi penting.
kehebohan pun dimulai dengan nada suaraku yang mulai merendah dan meninggi,
yah biasalah, barang kadang tertahan karena masalah pembayaran,
disinilah mulutku mulai bernegosiasi.
undangan meeting dengan rekan, dan supplier sudah terschedulekan,
iya, giliran pantat dan kakiku yang bergerak,
berpindah dari meja kerjaku ke ruang meeting,
dan bla.. bla.. blaa..
hingga waktu menunjuk ke angka 12.00 dan ya, sinyal dari perut sudah sampai ke otakku bahwa dia harus diisi.
 1 jam waktuku untuk beristirahat tapi tidak dengan mulutku, dia harus tetap mengunyah, sembari berhaha-hihi, bercengkrama dengan beberapa rekan kerja.
waktu istirahat habis, dan kulangkahkan kembali kaki ke meja kerjaku.
mulai lagi, seperti tadi sebelumnya,
bernegosiasi, mengarahkan pointer ke beberapa file, yah seperti itu,
bel berbunyi lagi,
pukul 05.00 tepat rupanya,
ya, waktuku untuk menunggu jemputan pribadi menuju kosan.
kusisihkan beberapa menit untuk mampir ke kedai makanan,
dipilihkan menu makanan demi menunjang malam.
tibalah waktu pulang,
sesampainya di gerbang, kukeluarkan kunci dan mulai menggiring badan ke kamar kesayangan.
alhamdulilaah, hariku selesai.
tidak, masih ada ritual yang terlewatkan,
yaitu membersihkan sisa-sisa debu yang menempel di wajah dan badan,
selesai?
ya, kini tersisalah posisi badanku yang sedikit miring dengan guling kesayangan di pelukkan.

bosan bukan mendengar ceritaku di atas?
yah, begitulah rutinitas yang ingin kugambarkan.
cukup membosankan,

hingga aku butuh kamu untuk membuatnya tidak serupa itu.

ya, aku ingin selalu selipkan kamu dalam hariku,
dengan beberapa rencana yang akan kita wujudkan,
untuk dijalani siang dan malam.
semoga semuanya dilancarkan.

bolehkah kuminta "amin.." untuk ini?



syarat sah?

hai?
sudahkah kamu menjadi dewasa?
orang dewasa sesungguhnya mungkin gak pernah scara gamblang mengakui dirinya dewasa.
iya,
kalo kamu sudah merasa dan mengaku dirimu dewasa,
bersabarlah.. kamu masih jauh dari tahapan itu.

iya,
banyak orang berkhotbah mengenai kedewasaan.
bukanlah suatu jaminan yang mutlak atas umur untuk menjadi dewasa.
di luaraan sana mungkin banyak sekali yang mengaku dirinya dewasa tapi nyatanyaa, sangat jauh dari  ekspetasi dirinya akan kedewasaan.

iya,
dewasa bukanlah perkara umur.
bukan, bukan itu.
dewasa adalah,
caramu menyikapi segala hal,
tidak menilainya semata 'benar' atau salah';
caramu membuat pola pikiranmu,
tidak melulu menuntutnya menjadi bulat atau kotak, tapi segala macam pola;
caramu menghargai keberadaan seseorang,
tidak pernah lupa bahwa 'atap' ada karena adanya 'pondasi';
caramu berdemokrasi dengan pendapat pribadi dan orang lain,
dengan menghargai perbedaan tanpa meleburnya demi menjadi padu;
caramu untuk memimpin,
dengan menuntun bukan menuntut;
caramu untuk menerima bahwa setiap orang dilahirkan dengan kapasitas otak yang berbeda,
tidak memaksanya menjadi 'sama';
caramu untuk mendengar, melihat segala sesuatu dengan semestinya, seadanya,
kecil tetaplah menjadi kecil, tidak dilebih-atau-dikurangkan;
caramu untuk mnajdi dirimu,
tidak dengan meniru atau menyamar.

kesemuanya itu, 
iya.
hanya dengan itu kamu menjadi dewasa?
ah.. 
tidak pernah ada aturan tertulis ataupun syarat sah untuk menjadi dewasa,
iyaa aku tau.
sudahlah. 




hai.

hai.  ada orang disana?
banyak ya pastinya.
entah ada yang menungguku ataupun tidak untuk post terbaruku,
maaf ya aku baru muncul sekarang.
iya, pikirku dulu aku bakalan sering-sering muncul di sini, tapi nyatanya jauh dari harapan.
waktuku sekarang ternyata banyak tersita.
iya, sampai aku sadar ternyata umurku sudah tak seimut mukaku. aha.

hai lagi.
untuk saat ini aku sudah tak terpojok di ujung Jawa Barat sana.
aku yang sekarang sudah ada di tengah peradaban.
terhimpit diantara dua kota besar, ya, Bandung dan Jakarta.
aku berada diantaranya, untuk tepatnya coba tebak saja.

hm..
lebih banyak desah nafas yang aku keluarkan di sini ternyata,
mengingat lalu lintas yang nyata serupa dengan kota kelahiranku, Kopo;
hiruk pikuk, antrian panjang untuk roda dua, empat, dan teman sejawatnya;
waktu yang aku habiskan untuk bertemu rekan kerja, supplier, layar monitor;
dan minimnya waktu yang aku punya untuk sekedar memikirkan masa depanku.
beginilah rutinitasku saat ini.

hm..
sekarang nyatanya sudah akhir pekan.
tapi, pikiranku terus berputar.
beginikah menjadi dewasa?
sungguh nyata terasa aku dibuat cemas.

iya,
aku tau.
mengingat orangtuaku yang semakin digerus usia,
aku harus memikirkan masa depanku.
iya,
untuk berkeluarga; menjadi istri dan ibu untuk suami dan anakku kelak.

hm..
berkeluarga,
keluarga seperti apa?
suami seperti apa?
ibu seperti apa?
anak seperti apa?

mengingat pribadiku yang benci dengan kekangan,
mengingat pribadiku yang mendominasi,
mengingat pribadiku yang keras,
mengingat pribadiku yang penuh mimpi dan cita.

hm..
if only i could turn back time,
i just wanna be a daddy's little girl.