si ar wai ai en ji.

kamu tau hal apa yang paling saya benci ketika menangis?
bukan mata yang jadi sembab setelahnya.
tapi ingus yang ikut-ikutan terburaaaaaaaiiii.. hiyaaakkss!
jijik? engga ! benci saya.
berhelai-helai tisu pun terpaksa saya buang demi menyeka ni air mata beserta ingus-ingus yang juga keluar dari hidung. hahhahaha..

Tapi, yang paling saya benci sih ya diri saya sendiri.
entah kenapa saya terlahir menjadi pribadi yang cengeng.
mau sedih, senang, bahagia, atau terlalu terharu ujung-ujungnyaaa yaaaa pastilah si mata ini meleleh.. meleleeeeehhh..
berliter-liter air seketika mengalir deraasss dari mata dan sangat sulit untuk menahannya apalagi membuatnya berhenti.
hahahahaa..

seperti saat ini. sekarang ini.
ingus dan air mata sedang deras-derasnya mengalir.
saya sih udah nyuruh mereka berhenti bahkan menahannya sedemikian rupa agar mereka ga mengalir dengan semena-mena. Tapi ya tapi..
entah kenapa, gatau sebabnyaaa..
ah.
ya begitulah saya.
tanpa sebab yang jelas pun saya bisa tiba-tiba menangis.

kangen?
marah?
bahagia?
apa?
entahlah.

ah. sering sekali saya menangis.
saat menonton drama serial korea.
saat menonton film drama.
saat menonton film india.
saat membaca novel.
saat kelinci saya mati.
saat hewan disembelih di hari kurban.
saat sakit.
saat melihat anak kecil memikul dagangannya melewati rumah.
saat melihat anak jalanan tersenyum mendapatkan bingkisan ulang tahun saya yg ke-17.
saat melihat seorang kakek mengayuh becak.
saat kehilangan orang tercinta.
saat kehilangan sahabat.
daaaaaan.. masih banyak saat-saat lainnya.

yaaaaahh..
bisa dibilang, cengeng is my middle name.
ah kaaaann.. nangiss jadinyaaaaa... :'(



racau gombal ih waw.

menatap layar lekat-lekat..
*sigh*
entah apa yang saya pikirkan, tapi kiranya saya sekarang berpikir
"giliran ketak-ketik skripsi aja mampetnya bukan main.. giliran meracau aja! ini jari-jari tampak lihai aduhai.. berlarian kesana-kemari sesuka hati."

ah entahlaah..
tapi ya emang begitu biasanya..
sama halnya dengan baca buku.
giliran baca novel Harry Potter, Twilight, Da Vinci Code, yang tebelnya lumayan bikin mata ngantuk, eh tapi nyatanya, si mata dan otak dengan senang hati bersedia berkompromi hingga mampu melahap semua kata-kata yang ada di dalamnya dalam waktu kurang dari 3 hari. Lah, giliran baca novel bahan skripsi, oalaaaaahh.. ini seminggu aja ga kelar-kelar rasanya..

ya lagi-lagi memang begitu biasanya..
kerja otak dan mata akan menurun ketika dihadapkan pada sesuatu yang memunculkan "keterpaksaan" dalam pikiran.
semacam deadline, tuntutan pekerjaan, yang sangat pasti memunculkan suatu keterpaksaan dalam penyelesaiannya.
Nah, kalo udah ada rasa "keterpaksaan" gini salah siapa?
Yah.
yah..
yaaaaaaaaaaaahhh.. salah saya sepertinya.. yah?

oh tentu saja, IYAAAAA!!

harusnya.. saya bisa siasati rasa "keterpaksaan" itu. But how???
yah, salah satu cara yg bisa saya lakukan untuk menyiasatinya adalah dengan.. dengaaann.. menunda atau tidak membacanya.
haaaahh !
semacam memperburuk keadaan ya agaknya.
Tapi ya harus bagaimana lagi??

ah yasudahlah yaah.. tinggalkan sejenak masalah per-sekeripsi-an.
biarkan hati ini tenang, tentram, damai, sejahtera, loh jinawi.. untuk dua jenak..
dan biarkan jenak-jenak yang lainnya membawa kebahagiaan dan bukan kesengsaraan.

racauan ini.. oh racauan ini akan berarah kemana?
tampaknya akan tak berujung.. sama seperti rasa sayang saya pada pacar saya yang gada ujungnyaa.. (aaahhh... bunuh saya atas kegombalan ini).

ah udah ah..
harus segera akhiri racauan tak jelas ini.
sereeem.. takut tiba-tiba kesambet jin gombal gocir.
bahayaaaaa...



the heart shows its weakness

"Pernah takut mati?"

inilah saya.
sekarang ketakutan setengah mati.
ya setengah saja.
kalo terlalu takut nanti mati beneran kan repot.

aha!
nampak sepele.
tapi tidak sebenarnya..
saya benar-benar takut.
perasaan ini selalu muncul ketika si jantung mulai protes.

the heart always shows its weakness in such a way.
undefined.
does it hurt?
oh yes.
i can't even take a deep breath.

semacam ada yang mencengkeram si jantung dan membatasi pergerakannya.
tiba-tiba.
ya selalu tidak terdefinisikan waktu dia mulai protes.

entah.
tahun lalu tampaknya si jantung ini baik-baik saja.
yah, beberapa tahun ke belakang mungkin saya memang selalu bolak-balik dokter mengeluhkan hal ini.
obat yang kiranya adalah racun bagi saya, nyatanya bisa menghilangkan rasa sakit itu untuk sementara waktu.
tapi ya tapi.. protes itu selalu datang kapanpun dia mau tanpa konfirmasi terlebih dahulu pada si empunya rasa.

haaaahh.
hal ini. semacam ini.
selalu menjadi momok yang menakutkan.

mati.
aha. kenapa harus takut mati toh semua orang pasti mati!
ya kan?
tapi bukankah ketakutan itu sendiri adalah hal yang naluriah.
toh binatang saja pasti punya rasa itu.
takut mati diserang lawan, dengan begitu mereka punya sistem pertahanan tubuh yang berbeda-beda untuk menghadapi apapun yang mereka anggap sebagai ancaman.

Nah, ketika mati sendiri adalah hal yang sangat abstrak.
Ya abstrak.
Karna kamu tak bisa melihat rupa dan bentuk, bahkan tak bisa menyentuh, dan merasakan kehadiran si kematian itu.

"Lalu kenapa kamu harus takut akan sesuatu yang nyatanya abstrak?"

Yah justru ituuu..
Justru karena abstrak.
Justru karena undefined.
Justru karena saya tidak tahu kapan mereka akan datang..
Jadi, saya takut.

"Kamu tak takut?"

"Ya. saya pun takut kalo begitu."