cerita sahabat

pernah ga sih kalian ada di posisi dimana lo gatau harus berekspresi kaya gimana saat lo denger cerita sahabat lo?
simpelnya, lo bingung harus seneng apa sedih denger cerita mereka.

Jadi gw punya sahabat, dan kita udah sahabatan cukup lama.
satu SMA,
satu Universitas,
satu jurusan.
udah cukup lama, and still counting till now. 
dari jaman dulu sampe sekarang, setiap cerita yg kita alamin, pasti kita bagi. 
dari jaman punya gebetan,
patah hati karna gebetan kita demennya ma yang laen,
pacaran,
putus,
berantem karna ga dikabarin,
atau ga dianterin, 
bahkan telat dijemput,
ngomongin orang, 
ngomenin orang,
ghibah,
hal-hal remeh semuanya kita bagi bareng. 

until one day.
masing-masing dari kami mulai mutusin jalan hidup masing-masing dengan pilihan masing-masing juga. (yamasa iya barengan hehe..)
iya, satu persatu dari kami mulai berkeluarga. 
nothing's changed.. 
tetep kaya semula, 
jaman kawula muda,
semua cerita kami bagi. 
bedanya.. sekarang udah bukan jamannya cerita berantem karna ga dijemput,
atau karna ga ditelpon atau ga dikabarin. 
sekarang cerita udah beralih ke yang lebih nyeleneh,
intimate gitu.
yaa, kami para cewe bagi-bagi cerita soal beragam "gaya", 
and sometimes we share about how to get to the "climax", which is verryyy new to us all. xixixix.

then, everything's changed.
yes, they changed the subject.
satu per satu,
dari kami mulai menunjukan tanda-tanda adanya anggota lain di keluarga mereka. 
satu,
satu,
satu,
mulai dari rasa campur aduk pas pertama tau, 
cerita eneknya trisemester pertama,
ngidam,
rasa ditendang dalem perut,
kontraksi palsu,
kontraksi.. ngeden.. 
sensasi lahiran normal ataupun caesar.
lalu beralih ke asi atau sufor,
begadang tengah malem, 
ganti popok, 
jenis popok, 
langkah pertama,
panggilan pertama,
Mpasi, or BLW 
nasi atau bubur,
dsb, 
dsb,

sampe satu titik,
I never give them the same subject.

Awalnya sih biasa aja.. 
they give me their best support, and convince me that God has a better plan for each of us. 
I know that.. but you know how it feels.
I cant even describe.
I know I should be happy for them as a good friend. On the other hand, It just hurts, literally. 
lambat laun, 
gw jarang muncul di grup,
kenapa? 
karna sekalinya gw muncul, they asked the same subject which I couldnt answer, just telling them that me and husband are still working on it.. and the bla.. bla.. bla..
ended up feeling hurt, alone.

I cannot insist anyone to understand what I feel. I wont ask anyone to feel sorry for what I feel.

mereka,
tetap sahabat,

dengan cerita. 

No comments:

Post a Comment