Assumption or Reality?

Her : "Udah pindah kerja ya sekarang?
Me  : "Gak pindah, cuman ganti kerjaan aja.. Tadinya ngurusin pabrik, sekarang ya ngurusin rumah."
Her : "Kayaknya sih enak ya.. walaupun di rumah tapi semuanya terpenuhi. Lah kalo saya?"
       

Begitulah penggalan percakapan dengan seorang teman akan kondisi saya saat ini.
Iya, sudah terhitung tiga bulan sejak saya beralih profesi menjadi ibu rumah tangga.
Enak?
Kalo ditanya enak apa enggak, ya enaaaaakk..

  • Enaknya karena kuping dan kepala adem terus. Tadinya? Jangan ditanyaaaa..Kuping panas, ya kepala apa lagi! sampe itu urat-urat di kepala bermunculan. Ragam konflik dari internal sampe eksternal perusahaan harus dikelarin hari-harinya, kalo ga kelar.. ya kebawa sampe rumah dan ujung-ujungnya berantem sama yang punya rumah alias bapak suami.
  • Enaknya karena hati tentram damai. Tadinya? tadinya banyak makan hati. Ya yknowlaah.. sebagai karyawan yang levelnya ga tinggi-tinggi amat dan ga bawah-bawah amat, tau dong posisi tengah, posisi paling ga enak, kenapaaa? karena kehimpit sana-sini, udah diteken sama atasan, ya bawahan juga. Yajadinya, tiada tempat mengadu, selain telen sendiri dah tuh masalah. Nyampe rumah, kalo cerita sama bapak suami ya ujung-ujungnya ribut lagi.. telen lagi kan.
  • Enaknya lagi dompet aman terkendali. Tadinya? awur-awuran.. ongkos bensin, makan siang, belom pulang kerja nongkrong dulu sama temen-temen kantor.. yaaaah susah banget buat dikontrolnya..kalo habis? ya suami komplen lagi kenapa bisa habis dan sampe ga kekontrol, ujungnya udah pasti taulaaah... ribut lagi.

Trus yang dimaksud "enak" sama temen saya itu apakah sama dengan "enak" versi saya?
Jawabannya, enggaaaak sama.
Kenapa bisa gitu?
Karena dia ga mengalami apa yang saya alami,
Karena dia ga memahami apa yang saya pahami,
Karena dia ga mengetahui apa yang saya ketahui,
Karena dia ga merasakan apa yang saya rasakan,
Karena dia hanya melihat apa yang saya tampilkan secara visual di satu sisi saja,
Iya, yang kelihatan enaknya aja.
yang ga enaknya? ya saya simpan sendiri.
Well.. hal ini yang sebenarnya mau saya bahas,
Tentang begitu hebatnya asumsi atau bahkan kesimpulan dibuat berdasarkan apa yang tersaji di ruang publik dan hal tersebut kerap terjadi di jaman sekarang ini.
Iya, saya sih ga ada masalah dibilang hidup saya enak ya sekarang, alhamdulillah.
Tapi, jadi masalah kalo dia pada akhirnya mencoba membandingkan keadaannya dengan saya saat ini, and THIS IS WRONG!
It would make you feel less-in everyway you see your condition.
Hey peopleeee!
Untuk merasa terpenuhi, ya dengan selalu merasa cukup.
cukup dengan keadaanmu sendiri.
cukup atas usahamu sendiri.
cukup bersyukur atas yang kamu punyai saat ini.
Don't compare your life to others, unless you'll get hurt.
Because in every good thing you see from others;
there are people who are struggling to get their enough life.
Enough is enough.
Chin up, peeps!

No comments:

Post a Comment