Pojok Jawa Barat


Hm.. nampaknya aku sudah terlalu lama absen disini ya.
Yah, disini, di tempat favoritku menuangkan keluhkesah-gundahgulana-ku.
 Sekarang aku kembali, hadir untuk menuangkan sedikit kata.
 Sepenggal cerita, sebut saja begitu.

Di pojok Jawa Barat.
Yah, begitulah kiranya..
Aku terduduk dengan segelas teh hangat di depan mata sebagai pembuka dahaga.
Belum, belum juga kuteguk minumku. Yah, kebetulan hari ini adalah hari ketiga di Bulan Ramadhan.
Dan, kebetulan juga hari ini hari pertamaku absen puasa berkenaan istimewanya wanita. Mereka sih gatau. hihi.
Detik detak berdegup menunggu suara bergema.. ya suara adzan pastinya, apalagi? masa suara hatiku.

Bulir air yang turun di pelipis mata sudah bukan barang aneh.
Yaaah.. kamu tau panas di padang Sahara?
Ya walopun gatau, bisa lah purapura tau, demi mendapat sensasi dramatis tentang kota perantauanku.
Cilegon, mereka menyebutnya begitu. Kenapa disebut Cilegon?
Ya, emang namanya wee CILEGON!
Kenapa aku bisa disini? aku juga gatau.
entah angin ribut, angin muson barat, atau angin barat daya, atau bahkan kipas-angin yang bisa ujugujug membawaku ke tempat ini. 
Yang pasti sih, karna aku ngirimi cv ke salah satu perusahaan di daerah ini.
Dan, "mungkin emang rejeki aku yang bawa aku kesini," begitulah jawabku jika ada teman yang bertanya padaku. Ya, walopun gada yang nanya. Aku kasih tau orangorang begitu adanya.

Seperti menekan tombol rewind, dan membawa diri ke masa perantauan di tahun lalu.
Ya, bedanya ini masih Indonesia.
Tapi, entah kenapa rasanya kaya berada di  ujung dunia.. jauh kemana-mana.
Yatapi itu sih bukan perkara hebat bagiku.

*adzanbergema*
akhirnya!
Lekas kuseruput teh di depan mata, demi menghilangkan jejak depan mereka bahwa aku ga puasa.
Ya, walopun begitu, aku tetap ga berdaya.. Belum ada sebiji nasipun yang masuk ke perutku.
Sembari menunggu makanan siap depan meja, aku bagi kata dengan mereka.
Cela, tawa, ya sekelumit cerita yang mampu menggugah sukma, seperti citacita?
mengenai impian terbesarku untuk berkarya?
lintas dunia?
ehe. it's like living a dream within a dream.

Aku tahu..
Mungkin itu hanya bisa menjadi cerita tentang citacita.
Ketika sesal menjadi sebuah tanya, bukan nyata.
Yah, aku yakin sesal itu ada, tapi tak begitu nyata terasa.
Aku hidup untuk citacita diatas citacita tertinggiku.
Bukan hanya untukku, atau sekedar kamu, bahkan kita.
Tapi juga untuk mereka.

"yah.. ada hal yang tak hanya perlu untuk dimengerti.. tapi perlu untuk dihargai"
Cukupilah..

No comments:

Post a Comment