Rinascimento diri.

Saat amarah itu bisa diredam.
Saat amarah itu telah hilang.

Saat itu pula, kecewa datang.
Yah, kecewa yang tak terperi.
Tak dapat tergambarkan secara gamblang bagaimana kecewa itu menjalar di seluruh nadi ini.
Tak dapat dijelaskan secara terperinci bagaimana kecewa itu melekat begitu kuat di organ inti ini.
(Organ, tempat dimana seluruh sensasi, emosi jiwa menetap)
(Organ, yang berfungsi untuk mensinkronisasi kerja otak dengan perasaan)

Kecewa yang dirasa, saat kepercayaan itu hilang.
Kecewa yang dirasa, saat pertentangan tak berarti.
(pertentangan antara nalar pribadi dan nalar publik)
Kecewa yang dirasa, saat kata 'maaf' terdengar hampa dan sia-sia.
(Kata 'maaf' yg tak bermakna, beribu bahkan berjuta kali diucapkan pun akan tetap sama)
Tak bermakna, tak punya pengaruh.

Tak ada yang patut dipersalahkan.
Semua yang ada disini salah.
Saya. Kamu.
Yah, Kami memang salah.
Terlebih, saya pribadi. Memanglah sangat salah.

Salah karena telah melawan semua logika.
Salah karena telah mengabaikan ruang publik, mempertahankan ego.
Bahwa, Yah. saya (mungkin) benar.
Salah karena telah sangat meyakini bahwa Kamu berbeda dengan Dia.
Salah karena telah sangat meyakini semua kata yang kamu koar-koarkan.
Salah karena telah mempunyai persepsi bahwa Dia terlihat SALAH, dan kamu sangat terlihat BENAR.

Hari ini saya terdiam.
Mencerna semua hal yang telah saya pertahankan sebelumnya.
(ego, persepsi, kuasa)
Dan, sekarang.
Semua itu salah. Semua itu berbalik menyerang saya.
Hal-hal yang saya pertahankan, semuanya memojokkan saya.
Argumen yang saya koarkan untuk menentang nalar orang tua saya pribadi, kini berbalik menyerang saya.
Semuanya! memojokkan. menyerang.
Yah. Saya akui secara tulus.
Saya memanglah salah. Dan orangtua saya (mungkin) kali ini benar.

Namun, semua ini. semua hal ini.
Tak pernah saya sesali.
(semua pemberontakan yang berkecamuk)
(semua pertentangan yang dipertahankan)
Sekali lagi tak pernah saya sesali.

Ini adalah sebuah catatan lain dalam perjalanan hidup saya.
Corak-corak yang mewarnai lika-liku hidup saya.
Yah, sebuah kenangan.
Aristoteles, mungkin benar. Bahwa kenangan adalah 'tulisan jiwa'.
Aeschylus, juga meyakini bahwa kenangan sebagai 'induk segala kebijaksanaan'.
Dan sekarang saya percaya, bahwa segala sesuatu yang ditinggalkan di belakang bukanlah sesuatu yang sia-sia. Hal itu kelak akan membawa kebijaksanaan di hadapanmu.

Hari ini. Titik cerah itu hadir.
Yah, Rinascimento dalam diri saya.

Time passes really fast, that everything in past seem like yesterday. Things can change significantly just in a short time, even without me realizing how it happened. Time is so precious, that everything happening to means a lot for my life; it's something to memorize and praise.

Never waste every single time. Enjoy today, welcome future!

No comments:

Post a Comment