Teruntukmu, kawan.

Dengan inilah aku membenci malam.
Dingin, senyap, tak berkawan.
Ada sih kawan. Yah, cuman AC yang masih bekerja keras tanpa lelah untuk sekedar memberi udara segar terhadap kamar yang sedikit terasa pengap.
Pengap karena udara yang semestinya bebas berhamburan, kini mulai habis terpakai oleh diriku seorang.
Yah ini karena si malam yang telah membuat aku terjaga semalaman.
Jadi, jangan salahkan aku.

Aah..malam!
Aku benci senyap.
Dengan demikian, aku seakan tak berkawan.
Atau memang tak berkawan?
"Aku punya kawan tau!" Elakku.
Yah, kawan yang 'dulu' selalu terselip di sela hariku.
Kata-kata tak penting, cerita tak penting.
Begitulah, Aku dan kawanku.

Tapi Malam ini.
Dan mungkin, malam sebelum dan setelahnya.
Aku selalu merasa enggan untuk membuka kata.
Bahkan untuk sekedar "apa kabar?" saja rasanya.. Entahlah!
Seperti tercekat oleh keengganan dan keseganan.

Hm..
Tak pernah terpikir olehku malam akan sesenyap ini.

Aku ingin semua menjadi sebiasanya.
Seperti "dulu"?
Ah ya..
Ketika aku selalu menyelipkan mereka di sela hariku.
Disela kata yang akan aku bagi pada mereka.

Aku ingin semua menjadi sebiasanya.
Seperti "dulu"?
Ya..
Ketika aku merasa rindu.
Dan, tanpa 'keengganan' ataupun 'keseganan', aku sampaikan rindu pada mereka.

Namun, sekarang.
Ya.. saat ini.
Malam begitu senyap.. tak berkawan.
Aku pun tetap merasa enggan, segan untuk sekedar berujar,
"Aku rindu,kawan."

No comments:

Post a Comment