perbincangan sadistik di pagi buta.

Larut malam,
tumbang. Kata-kata, tertahan.
Mata, perlahan tenggelam.

Pagi buta.
Pukul enam.
Kata-kata, mulai saya tata.
Dengan mata yang sekadarnya.

"Apa sih bijak itu, a?"
(Agaknya pagi-pagi bahas masalah macam begitu cukup bikin orang pengen ngais-ngais tanah)
Tapi gak tuh buat aa prima, yang dengan sabar menampung semua kekonyolan saya di pagi buta. haha (maaf ya a)

"hm.. Bijak ya?" tanya aa.
(sepertinya mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia sedang disodori pertanyaan konyol di pagi buta)
'Manusia dewasa kadang berlaku seperti anak kecil. Berlari-lari dengan persepsinya sendiri. Mereka tidak cukup pengetahuan, atau berbesar hati menerima kenyataan bahwa kebijaksanaan level tertinggi justru dengan memandang segala sesuatunya sebagai sudah semestinya. Lalu membiarkan segala sesuatunya itu menurut persepsi-Nya'
Kita punya pertimbangan-pertimbangan hasil olah otak dan nurani. Hasilnya percabangan di tingkat persepsi. Karena segala awalan dari pemikiran orang tidak sama maka BENAR dan SALAH tidak semudah membedakan warna PUTIH dan HITAM. Selalu di tingkatan yg lebih tinggi, manusia menyerahkan penilaian itu pada sang pencipta (dari sisi spiritual)
Ya.. Dalam evolusi manusia, etis (yg berasal dari persetujuan org banyak) manaiki tingkatan yg lebih tinggi bernama hukum. Hal-hal demikian mempertimbangkan benar dan salah melalui penafsiran dan kepentingan orang banyak. Tapi moral berada di tingkatan dimana hukum dan etis tidak lagi bisa menjangkaunya secara formal..
Itulah hubungan manusia dengan khaliknya yg tidak bisa dicampuri urusan2 manusia..
(yah.. yaaahh.. yaahh..huaammmhh.. begitulah jawaban aa mengenai pertanyaan saya yang cuma secuil, tapi penjelasannya mbok' ya kurang panjang.. blah !)

Dan, yaah. oke lah !
Kiranya saya punya kesimpulan sendiri.
Bijak, ataupun adil.
ketika dasar pertimbangannya adalah persepsi pribadi. Hal itu tidak bisa berlaku, atau mungkin kurang berterima.
Karena, sekali lagi, bijak atau adil, benar atau salah, adalah bukan tataran kita untuk memberi penilaian.
Yah, sekali lagi, penilaian pribadi » persepsi pribadi .
Yang nantinya mengutamakan kepentingan pribadi.
Sadar ataupun tidak, kamu memang akan melakukan hal itu.

Jadi jadi jadi.. jangan menganggap bahwa diri kamu benar dengan persepsi yang kamu anggap benar. Pun jangan menganggap diri kamu salah dengan persepsi yang kamu anggap benar.
yasudahlah yaahh..

huaaaahhmmm... ngantuk juga ya bahas masalah beginian pagi-pagi.
yuk mari kita lanjut (tidur) lagi !

No comments:

Post a Comment