Thank God

Oh, thank God!
Karena telah menciptakan manusia dengan organ/alat/kelengkapan yang bisa mengecap rasa.

Sebelumnya mungkin saya sangat berharap : Manusia, dengan otaknya saja.
Tanpa adanya perasaan, mungkin akan sangat aman dan nyaman.
Tidak mengecap rasa ter-pahit-i, ter-manis-i,ter-asam-i, ter-asin-i, ramai rasanya! (macam nano-nano)
Tidak mengecap rasa tersakiti.
Tidak mengecap rasa terbohongi.
Dan ter-i ter-i lainnya. (Yah, bisa dipikirkan sendiri lah itu mah)
Yah, dulu saya sangat berharap seperti itu.
Manusia, tanpa perasaan.

Tapi lalu saya berpikir.
Apa jadinya kalo kita manusia tanpa perasaan?
(Lah, wong binatang aja punya perasaan ya?)

Oh, yes. Thank God!
Karena dengan ini,
saya bisa merasa takut.
Ya. "takut"

Rasa "takut" inilah yg nantinya membentuk suatu kontrol akan kuasa dalam bertindak.
Kontrol diri dalam mengsinkronisasikan logika dan perasaan.
Kontrol diri dalam memilih, memilah dan memutuskan.
Yang akan menjadikannya 'bijaksana' ketika 'kontrol' itu digunakan secara tepat.

Mudah?
Tidak.
Saya tahu itu tidak mudah.

Tapi, untuk sekedar 'tahu' mungkin saja mudah!
hm.. ya saya mengerti itu.

Tapi, untuk 'mengerti' itu tidak mudah!
Hm.. Yah?
Baiklah.. saya paham kalo begitu.

eh, apalagi untuk 'paham', itu sangatlah tidak mudah!

Yah yah yah.. Baiklah!
'tahu', 'mengerti', 'paham'
semuanya tidak mudah.
Karena kalo mudah,
Gundah saya meredaaah.
dan Semua jadi indaah.
macam manaaah !

Ah. sekarang kesadaran saya sudah melemah.
Ya sudah lah !
Saya ucapkan dadah sajah.
dadaaaahhh !

No comments:

Post a Comment